Farzad Farhangian, seorang mantan diplomat Iran, mengungkapkan rencana Iran untuk mempermalukan Arab Saudi dengan mengacaukan musim haji tahun ini. Rencana jahat itu dilakukan dengan memprovokasi ISIS melalui intelejen Iran. Mereka diarahkan agar menghancurkan tenda-tenda haji Syiah Iran dan Irak, sebagaimana dilansir kolalwatn.net.
"Dalam pertemuan itu disepakati bahwa momentum paling tepat untuk menghancurkan rezim Saudi adalah pada musim haji ini. Jika hal itu tidak dilakukan maka mereka akan kehilangan misi besarnya,"tulis mantan diplomat Iran itu dalam akun twitternya.
Farzad juga menambahkan, Khamaeni menggaungkan mandat revolusi terutama setelah serangan Arab Saudi terhadap Yaman. Ia mengaku mendapat informasi penting itu dari seorang pejabat senior yang mendapatkan informasi langsung dari bagian keamanan Khamaeni.
"Perkara yang paling berbahaya yang diungkapkan oleh seorang pejabat senior Khamaeni bahwa seluruh sekutu akan melakukan kerusuhan selama musim haji," jelas Farzad.
Farzad mengungkapkan bahwa pertemuan besar itu dihadiri oleh semua pemimpin keamanan dengan Ali Khamaeni, diikuti oleh Qassem Soleimani, Ali Akbar Velaayti, Ali Larijani, dan Alaeddin Boroujerdi seminggu setelah Bulan Ramadhan tahun ini.
"Ada informasi yang sangat berbahaya dan telah disepakati, yaitu menggerakkan ISIS yang didanai oleh Khamaeni untuk melakukan pemboman dan pembunuhan, khusus di kamp-kamp Iran atau orang-orang Syi'ah dari negara lainnya di daerah Mina atau Arafah," ungkap Farzad.
"Hal itu bertujuan untuk menimbulkan demonstrasi di Makkah dari para jamaah haji Iran dan dibantu jamaah haji Iraq, serta orang-orang Syi'ah dari negraa lain sebagai bentuk protes atas pemboman dan bentuk terorisme tersebut," lanjut Farzad.
Menurut Farzad, rencana ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa Arab Saudi sudah tidak berdaya lagi di hadapan umat Islam di seluruh dunia dalam hal melindungi tempat suci tersebut. "Saya tidak akan menyembunyikan informasi ini kepada siapapun bahwa yang bertanggungjawab atas hal ini adalah seorang pengecut, dengan hancurnya pemerintahan Saudi walaupun harus mengorbankan ribuan nyawa," demikian Farzad.
EmoticonEmoticon