Tertawa yang Sehat dan Cara Mencapai Kebahagiaan



Tertawa memiliki manfaat yang tak terduga. Hal ini menunjukkan bahwa tertawa dapat dijadikan sebagai pengganti obat yang diberikan dokter. Sebab, dengan tertawa kita akan mendapat pertolongan kesehatan. Tertawa bisa menjadi terapi untuk mengobati penyakit-penyakit tertentu. Namun, terlalu banyak tertawa bisa mengeraskan hati. Itu bisa terjadi jika tertawanya untuk hal yang sia-sia. Misalnya menertawakan orang lain dan lain sebagainya.

Saya akan menjelaskan berbagai hal agar tertawa yang kita lakukan tidak sia-sia, bahkan menjadi suatu penyakit. Kita akan mengkaji bagaimana tertawa yang sering kita lakukan dapat bermanfaat bagi kesehatan, sehingga bisa menjadikan tertawa sebagai obat.

Tertawa yang menyehatkan adalah tertawa karena bahagia atau melihat hal yang lucu-lucu. Tertawa yang sehat bukan tertawa seperti orang gila atau menertawakan orang lain. Menertawakan orang lain seakan-akan mendapatkan kemenangan, namun itu bukanlah kebahagiaan yang sebenarnya.

Kebahagiaan tidak hanya terletak pada keadaan diri kita, melainkan juga karena selalu mempunyai perspektif yang tepat terhadap kondisi diri sendiri. Dengan demikian, tips utama untuk tertawa adalah tertawa karena bahagia.

Menurut Rhonda Byrne, jalan pintas menuju sesuatu yang kita inginkan adalah 'menjadi' dan 'merasa' bahagia. Saat bahagia, di dalam diri kita terdapat kenikmatan dan hubungan dengan relasi-relasi kita akan berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan kita terus menyapa, tersenyum, dan membalas penuh perhatian orang lain yang mengajak kita menjalankan aktivitas sehari-hari dengan enerjik.

Kebahagiaan bisa disebut sebagai kunci sukses dalam menjalankan kehidupan ini. Tiga hal berikut dapat mewujudkan kebahagiaan :

1. Kepuasan karena terpenuhinya kebutuhan.


Jika kita memperoleh suatu yang benar-benar kita inginkan, maka ada perasaan senang dalam diri kita, Misalnya, saat kita menunggu jawaban cinta dari seseorang, ternyata ia membalas cinta kita. Apa yang kita rasakan? Tentunya saat itu kita merasa sangat bahagia karena apa yang kita inginkan dan butuhkan tercapai. Kepuasan inilah yang menghasilkan kebahagiaan dalam diri kita.

Hal ini tidak hanya dalam masalah cinta, tetapi juga masalah terkait masalah-masalah lainnya. Contohnya, ketika pekerjaan yang kita lakukan bagus dan mendapat bonus dari atasan. Apa yang kita rasakan? Sudah pasti bahagia, bukan?

Kebahagiaan dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Artinya, ada sesuatu di luar diri kita yang menentukan kebahagiaan kita. Misalnya, materi, cinta, atau mendapat keturunan.

2. Rela menerima apa adanya.


Persepsi kita terhadap peristiwa atau kebahagiaan dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Artinya, kita bahagia dengan kondisi yang kita alami, walaupun materi yang kita punya lebih sedikit dari milik orang lain.

Selain itu, kondisi eksternal juga dapat berwujud motivasi. Seseorang yang sama-sama bekerja, memiliki pekerjaan yang sama, belum tentu memiliki persepsi yang sama. Bisa jadi, seseorang tampak semangat karena ia mempunyai motivasi meraih sesuatu, sedangkan yang lainnya lesu. Seseorang yang mempunyai motivasi untuk mengerjakan sesuatu akan memperoleh kebahagiaan yang lebih banyak daripada orang yang melakukan pekerjaan tanpa ada unsur paksaan.

3. Kebahagiaan paling tinggi adalah tanpa syarat.


Sebelum mendapatkan kebahagiaan yang paling utama, kita harus bersyukur tanpa syarat. Karena cara bersyukur yang benar adalah tanpa syarat, sebab setiap detik waktu yang kita jalani adalah anugerah yang wajib kita syukuri.

Kita bisa makan kita syukuri, kita nikmat beribadah kita syukuri sampai bernafas pun kita syukuri. Saat semua anugerah dari Allah kita rasakan kenikmatannya maka akan menjadikan kita orang yang mudah berbahagia.

Jika  manusia sudah mudah bahagia maka otomatis hidupnya akan sehat jasmani dan rohani. Semoga pembahasan ini bisa membuat hidup kita berwarna dan bahagia.

BERBAGI ITU INDAH

Dapatkan Update Artikel Terbaru langsung ke Email Kamu

ARTIKEL TERKAIT

Previous
Next Post »